My First Lite Novel!!
moshi moshi minnasan^^
yosh, dipostingan kali ini aku mau share hasil karangan (?) ane xD
sebenarnya ane masih belum terlalu pede buat nge post ini ><
ini adalah lite novel pertama aku, salah satu impian aku adalah ingin menerbitkan buku, tapi masih belum kesampaian sampai sekarang T.T
gak tahu lite novel? ituloh, novel ringan khas jepang yang suka diselipin gambar manga disetiap chapternya, seperti lite novel sukses SWORD ART ONLINE yang diadaptasi jadi anime >,<
Title : The Clan
Genre : Action, Thriller, Romance
Author : Lia Siti Nurrohmah
ilustrasi lite novel ini masih proses T^T harap menunggu ya :)
Sinopsis :
zaman sekarang tidak lagi seperti zaman dahulu, ketika banyak kelompok klan di Jepang yang saling berseteru untuk menemukan arti kedamaian sejati, salah satu klan terkuat yang masih bertahan hingga sekarang adalah klan Otsutoki, yang merupakan klan terkuat sepanjang sejarah karena memiliki kemampuan mata yang mampu mengendalikan manusia. dimana ada kegelapan disitu pasti terselip cahaya. sedangkan klan Mikazuki adalah cahaya, yang mencoba memberikan jalan dan arah kepada klan Otsutoki yang selalu mengambil jalan kegelapan.
Case 1 :
Klan Okoyoshi
-Bangunan tua
rusak,02:00 AM-
“apakah
disini tempat perjanjiannya?”
“ya…sesuai
dengan isi emailnya.”
Gelap
gulita malam dan siulan serangga malam menemani beberapa orang manusia yang
sedang mengendap-endap di sekitar bangunan tua. Salah satu dari mereka melirik
ke kanan kiri memastikan sesuatu. Salah satu dari mereka juga menggenggam
secarik dokumen.
“tapi…apakah
yang kita lakukan ini sudah benar?”
“senpai!(senior) sudahlah! Ini demi teman
kita! Kita bisa mendapatkannya kembali suatu saat nanti!”
“ayo,
aku mendengar suara mobil melaju kesini”
Mereka
yang terdiri dari 2 orang pria dan satu orang wanita pun berlari kecil menuju
arah sumber suara. Ketiganya berhenti ketika silauan lampu mobil dari
kejauhan mengenai mereka.
Seseorang
tampak keluar dari mobil itu. Pakaiannya yang serba hitam dengan wajah ditutupi
masker gelap membuatnya nyaris seperti hantu yang muncul dari kegelapan. Namun
sinar matanya menunjukkan aura dingin melebihi dinginnya udara malam. Dia juga
menarik seorang lain dari mobilnya.
“bagaimana?
Kalian sudah bawa dokumennya?”pria bermasker itu menatap ketiga orang
didepannya. Tapi yang menarik perhatiannya adalah dokumen yang digenggam oleh
salah satu dari mereka.
“lepaskan
dulu teman kami”
“aku
sudah tahu modus-modus para polisi seperti kalian. Jadi letakkan dulu dokumen
itu di tanah”
“…”
Suasana
malam yang menunjukkan pukul 2 dinihari itu semakin dingin dan mencekam. Kedua
kubu saling terdiam. Takuya yang memegang dokumen itu masih diam.
“Takuya,
taruh dokumennya…”
“tapi…”
Takuya
menelan ludahnya. Dia tidak menatap pria bermasker yang berdiri tak jauh
didepannya, namun seorang pria lain yang ada disebelah pria bermasker itu.
Menatap penuh khawatir.
“ini…demi
Fuji-kun…”
“BAKA!!(payah!!) jangan serahkan itu…!!”
“sudah
kubilang padamu jangan banyak bicara!”si pria bermasker spontan saja memukul
pria yang ada disebelahnya hingga badannya oleng dan nyaris tersungkur ke tanah.
“aku
akan benar-benar membunuhmu jika kau bicara lagi!”
“ambillah!
Dan berhentilah menyakiti teman kami!!”Kurumi melempar dokumen yang masih
digenggam Takuya ke depan pria bermasker itu. Dia mengambil berkas-berkas itu
dengan hati-hati.
“keputusan
bagus, opsir-opsir Tokyo Police. Bawa kembali sampah itu!”si pria bermasker pun
menaiki mobilnya dan meninggalkan mereka.
“Fuji-kun! Kau baik-baik saja?!”
“heii
kau baik-baik saja? Bertahanlah!”Takuya menahan kedua bahu Fuji yang sudah
terlihat lemas.—babak belur--. Inilah yang sejak tadi membuat pria bermata
coklat ini khawatir. Wajah rekannya yang sekarang sedang ditatapnya berlumuran
darah dengan luka lebam dan memar. Tak terkecuali pakaiannya yang robek dengan
banyak luka gores di kulitnya.
“sudah
kubilang…kan…kau tidak perlu…menyerahkan kasus itu…tak perlu mencemaskan…aku…”
“DASAR
PAYAH!! MANA BISA KUBIARKAN KAU MATI!!? KAU ITU SAHABATKU TAHU!!”
DHOORRR!!!
DEGG
Suara
tembakan keras yang mendadak muncul kembali membuat suasana mencekam. Dan
betapa terkejutnya Takuya, melihat darah segar mengalir dari kepala Fuji.
“tidak
mungkin…”
“Taku…ya…”
Tubuh
itu semakin melemas hingga tak bisa menahan diri. Tembakan mendadak itu
benar-benar kena telak di pelipis Fuji. Takuya dengan spontan menahan tubuh itu
sebelum jatuh ke tanah.
“tidak…tidak
mungkin…”
DEGG
“iranai…iranai…IRANAI!!!!!!(tidak…tidak…TIDAK!!!!) bertahanlah
bodoh!! Kau takkan mati!!”
“AAAAARRRRRRRHHHHHHH!!!!!!!”
Tubuh
itu tak sadarkan diri. Di kedua tangan Takuya
***
-Tokyo, 02 Maret 2015, 11:00 AM-
“irrashaimase(selamat datang)Takuya-kun, bagaimana tugasmu hari ini?”
“yah,
lumayan melelahkan, mengurusi pabrik illegal pembuatan pil ekstasi memang
merepotkan”
Takuya
berlalu begitu saja meninggalkan petugas pengaman yang baru saja menyapanya.
Dengan jalan yang agak terburu-buru dia mencari sebuah ruangan. Setelah
beberapa menit berjalan dia sampai didepan sebuah pintu agak besar dengan
tulisan ‘えのきラーブ(Enoki Lab)’.
Takuya menggesekkan kartu IDnya ke mesin kecil yang ada di samping pintu itu.
Perlahan pintunya terbuka dan dia pun masuk ke dalamnya.
“hari
ini sangat melelahkan, kau tahu?”
‘Takuya
Enoki’タクヤえのき, begitulah yang
tercetak di ID cardnya yang menggantung di saku jasnya. Seorang keisatsu警察(polisi)Tokyo
di tahun ke-4. Dia berasal dari klan Enoki, klan yang sangat terkenal dengan
ilmu medisnya. Klan ini memiliki sebuah cairan langka yang disebut ‘mizu no fukkatsu 水の復活(air kebangkitan)’. Air khusus ciptaan
klan Enoki ini memang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membuatnya dengan
bahan-bahan langka dan khusus. Selain memiliki cairan langka itu, klan ini pun
mampu mengeluarkan aliran penyembuh dari kedua telapak tangan mereka seperti
sinar x-ray.
“kau
tidak bosan apa tidur terus? Bantu aku menangkap orang-orang jahat diluar sana,
tahu. Kau itu satu-satunya partnerku yang sepadan”
Takuya
mendudukkan tubuhnya di kursi samping sebuah tempat tidur yang ditiduri seorang
pria. Pria yang dia katakan sebagai partnernya. Kejadian 2 tahun lalu membuat
pria ini terus tertidur sepanjang hari, atau bahasa medisnya disebut ‘koma’.
“kuharap
kau akan bangun tak lama lagi, Fuji-kun”
***
“jangan
lari kau!! Chotto matte!!!(tunggu!!)”
Seorang
gadis berambut pirang berlarian mengejar seorang pria yang tak jauh darinya.
Pria yang dikejarnya terlihat panic karena gadis itu hampir mendekatinya.
“ciih!!
Kenapa kecepatanku bisa terkejar olehnya?!”gerutunya makin mempercepat larinya
“jangan
lari!!”gadis berambut pirang itu membuka telapak tangan kanannya dan tiba-tiba
saja keluar pusaran angin berbentuk shuriken ninja ukuran kecil dan melesat
cepat kearah pria itu hingga sukses membuatnya terjerembab ke tanah.
“tak
sempat menghindar karena kecepatan anginku tadi kan? Kukira klan Okoyoshi itu
benar-benar memiliki kemampuan berlari yang cepat, tak kusangka kau kalah
seperti ini”
‘Kurumi
Shirayuki クルミ白雪’,itulah nama
yang tercetak di ID cardnya. Seorang onna
no keisatsu 女の警察 (polisi
wanita) pemberani tahun ke-4 di kepolisian Tokyo. Berasal
dari klan Shirayuki yang merupakan klan spesialis angin. Mereka mampu
mengeluarkan angin dari kedua telapak tangan mereka. Bahkan mengeluarkan angin
topan sekalipun. Mereka juga mampu mengeluarkan gas beracun mematikan dari
dalam tubuh.
“senpai! Kau berhasil menangkapnya?!”2
orang pria dengan wajah ngos-ngosan menghampiri Kurumi yang memandangnya kesal.
“lagi-lagi
kalian lamban, sering-seringlah latihan lari! Wakatta?!(mengerti?!)”omel Kurumi pada mereka berdua.
“h-habis
kan Okoyoshi Kato memang terkenal sebagai orang yang mampu melarikan diri
secepat apapun…ya kan…Hirose??”
2
orang pria bersama Kurumi adalah Hiroya dan Hirose , polisi tahun pertama yang
merupakan junior Kurumi. Mereka berasal dari klan Futago 双子, klan yang identic dengan anggotanya
yang memang semuanya kembar. Hiroya memiliki penampilan rambut coklat tua
diikat ke atas, sedangkan Hirose diikat kebawah.
“aish…alasan…kalian
tak boleh kalah dari perempuan! Sekarang cepat bawa Okoyoshi Kato ini ke markas
dan introgasi segera!”perintah Kurumi pada si kembar itu.
“k-kami?
Kami mengintrogasinya langsung?! T-tapi kami kan…pemula…”Hirose melirik Hiroya
dengan gugup
“CEPAT
BAWA DIA KE MARKAS DAN JANGAN BANYAK TANYA!!”melihat wajah marah seniornya, si
kembar kikuk itu langsung terburu-buru menyeret Okoyoshi Kato si tersangka dan
memborgol kedua tangannya dan membawanya masuk ke mobil polisi.
“dasar
mereka itu…”Kurumi terkikik geli melihat tingkat lucu kedua juniornya.
“aku
akan datang hari ini, tunggu aku Fuji-kun”
***
“Ni-chan(kakak (laki-laki)),
ini aku”
Takuya
memasuki sebuah ruangan laboratorium dimana disana terdapat banyak lemari
obat-obatan, buku-buku medis, tumpukan-tumpukan kertas yang berantakan, juga
sebuah jas putih yang terdapat name tag ‘Takagi Enoki’, ‘Tokyo Forensic Team’di
sebuah kursi kerja.
“ada
apa, Takuya-chan?”seorang pria
bertubuh tinggi menghampiri Takuya. Dialah Takagi Enoki, kakak Takuya yang
lahir 5 tahun lebih dulu darinya. Dipercaya sebagai pemimpin tim forensic
kepolisian Tokyo. namanya dikenal sebagai ‘si Jenius Enoki’ diseluruh dunia
karena bakatnya mengembangkan berbagai obat-obatan dengan peralatan canggih
namun dengan bahan-bahan sederhana dan mudah didapat.
“iie(tidak)…aku hanya ingin menemuimu
saja”Takuya duduk disebuah kursi coklat dan Takagi menghampirinya.
“bohong
kau Cuma mau menemuiku, pasti kau ingin
menanyakan keadaan Fuji lagi selama 2 tahun terakhir ini ya kan? Bukankah
seharusnya kau tahu?”seorang kakak memang sangat pandai membaca pikiran sang
adik. Takuya menggangguk pelan mendengar perkataan kakaknya.
“kurasa
itu ada benarnya juga…walau sebenarnya aku tahu keadaannya sekarang…tapi aku
yakin kakak lebih tahu dariku, karena kau selalu mengawasinya disini”Takuya
tersenyum kecil, Takagi menepuk rambut Takuya. Namun memasang senyum yang
sedikit terpaksa
“Ni-chan…doushite desuka?(jadi bagaimana?)”
“…”
“Ni-chan?”
“Takuya-chan…kau harus menerima…jika seandainya
dia tak bisa bangun lagi…”
Raut
wajah Takuya memasang ekspresi terkejut. Dia mengepalkan tangannya. Sebenarnya
dia tahu itu. Tapi bersikap seolah tidak tahu.
“kau
sendiri tahu kan…secara medis, seharusnya dia tewas…”
Takuya
menundukkan kepalanya. Di benaknya kembali terbayang kejadian 2 tahun lalu,
dimana partner kerjanya tertembak didepan mata kepalanya sendiri. Tertembak
timah panas tepat di pelipisnya, hingga seharusnya dia tewas. Namun Takuya yang
tak bisa menerimanya mencoba membangkitkan kembali partner kerjanya dengan mizu no fukkatsu langka milik klannya
dengan berbagai pertimbangan. Memang membuahkan hasil, tapi membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
“kalaupun…dia
sadar…aku khawatir dia…”
“…”
“dia
akan menjadi orang lain…”
Takuya
menghela napasnya pelan, dia melirik sebuah figura yang ada di meja kerja
kakaknya. Disana juga ada foto sang partnernya. Seorang pria berambut coklat
madu bermata biru yang tersenyum dengan memakai seragam kepolisian tahun
pertama.
“dia
satu-satunya temanku Ni-chan, dia
harus bangun bagaimanapun caranya, aku…aku pasti akan membantunya membalaskan
dendam klannya…”
Takagi
menepuk bahu adiknya, mencoba tidak memberi harapan palsu padanya.
“kalaupun
dia…tak bisa bangun lagi…bukan hanya aku yang akan sangat terluka…”
***
“Fuji-kun…aku datang…”
Setelah
membawa tersangka Okoyoshi Kato ke markas, Kurumi pergi ke laboratorium milik
klan Enoki, tempat dia mengunjungi seorang rekan kerjanya yang dirawat disana.
“Fuji-kun…”
“…”
“kumohon…buka
matamu…”
Namun
orang yang diajaknya bicara tidak merespon apapun. Patner kerjanya, sekaligus
orang yang dia cintai, terbaring diatas ranjang dengan hidung dan tangan yang
dipasangi selang. Wajahnya pucat dan terasa dingin ketika Kurumi mengelus pipinya perlahan.
“ini…ini
sudah lebih dari 630 hari…kapan…kau akan sadar…?”
Sekuat
apapun gadis berambut pirang ini menahan air matanya, tetap saja tak bisa
terbendung. Dibenaknya selalu terbayang kejadian mengerikan yang dilihatnya
dengan mata kepalanya sendiri.
“kalaupun dia…tak bisa bangun
lagi…bukan hanya aku yang akan sangat terluka…”
Takuya
mengintip dari balik jendela. Pria berambut biru ini sangat tahu kalau Kurumi
mencintai sahabatnya, sekaligus partner kerjanya. Dia menatap prihatin punggung
gadis itu. Dia bisa menebak kalau Kurumi kembali menangisi sahabatnya.
“tapi
kaulah…yang akan sangat terluka, Kurumi-chan”
***
Markas besar kepolisian Tokyo, 02.00
PM
“sampai
kapan kau akan terus tutup mulut Okoyoshi Kato?!”
“kau
mau merasakan pukulan istimewaku huh?? Huh??”
Suasana
di sebuah ruang introgasi terlihat tegang namun hening. Kedua polisi pemula
klan Fugato, Hiroya dan Hirose masih bersikeras menanyai sang terdakwa sejak 3
jam yang lalu. Terlihat dari gurat wajah mereka yang sudah mulai kehilangan
kesabaran.
“mereka
lumayan kuat juga sebagai polisi pemula…kkk~”
Sedangkan
senior mereka, yang juga merupakan senior Kurumi dkk, Kei Amadare ケイ雨垂れ, menyaksikan
kedua juniornya mengintrogasi tersangka dari balik jendela besar. Sesekali
memberikan pengarahan dan sesekali
meminta kedua kembar itu beristirahat sejenak.
“sudah
ada perkembangan senpai?”
“haah…dia
benar-benar belum mau buka mulut. Apa aku perlu menggunakan kemampuanku?”
Takuya
yang baru saja masuk ke ruang introgasi melipatkan kedua tangannya. Dia menatap
tajam si tersangka, Okoyoshi Kato. Pria 34 tahun ini melakukan pembunuhan pada
pemimpin generasi ke 24 klan Yuuki. Yang membuat kasus ini sangat janggal
adalah klan Okoyoshi dan Yuuki menjalin hubungan baik yang sudah sangat lama.
Tentu saja kasus pembunuhan ini sangat aneh.
“oh,
ya bagaimana dengan hasil otopsi korban?”
“benar
juga, aku baru saja mau menelponmu karena hasil otopsinya sudah keluar”
Kei
memberikan secarik dokumen bertuliskan ‘Laporan hasil otopsi korban pembunuhan
: Yuuki Towaki’pada Takuya. Dia membacanya dengan seksama, sesekali melihat si
tersangka di balik jendela besar ruang introgasi.
“dari
luka-luka korban, si pelaku sempat memukuli wajah korban beberapa kali, hingga
berakhir menembak korban dengan peluru jenis T301. Korban ditemukan 2 jam
setelah pembunuh lari. Namun yang bodohnya si pelaku meninggalkan jejak sepatu
yang sangat terlihat jelas. Sepertinya dia belum professional melakukan
kejahatan”
“tentu
sajalah! Dia itu bukan pembunuh! Makanya kasus ini sangat aneh!”
Takuya
menarik napasnya sejenak, dia memang hapal dengan wajah di pelaku, Okoyoshi
Kato. Karena dia pernah bertemu dengannya beberapa tahun lalu. Yang dia tahu,
Okoyoshi Kato itu pria baik yang sangat menghormati rekan kerjanya yang selalu
membantu mereka di kala susah.
“apa
sebenarnya…motifmu melakukan semua ini, Kato-san”
***
“ありがとうございますarigatou
gozaimasu (terimakasih(formal))Kobato-sama, kami akan segera menangkap
pelakunya”
“maaf
merepotkanmu, Kurumi-san”
“tidak
apa! Kami akan menyelesaikan kasus ini!”
Kurumi
baru saja berkunjung ke salah satu TKP kasus yang sedang dihadapinya saat ini.
Dia berhasil membawa beberapa cerita dari keluarga korban, yang tidak lain
adalah istri korban.
“kalau
tidak salah…Fuji-kun pernah…”
……….
“kenapa tidak bergabung dengan yang
lain?kau akan kehabisan dagingnya nanti!”
“makan saja, aku tidak mau”
“bukankah itu…buku…sejarah klan?”
“kenapa?”
“kau benar-benar dijuluki si jenius
ya, Fuji-kun…”
“beberapa hari lalu aku mengunjungi
klan Okoyoshi dan Yuuki, akhir-akhir ini mereka sering bersitegang karena
masalah ekonomi dan sosial, padahal mereka itu klan yang saling melengkapi
seperti bulan dan matahari!”
“a-aku paling kaku dengan hal
berbau sejarah begitu…”
“kau ini memang payah…”
“nani? C-chotto!!”
……….
“Jadi
ingin tertawa kalau mengigatnya…aku payah sekali saat itu…”Kurumi tertawa
kecil, dia menatap langit yang mulai berubah oranye karena matahari sudah
lenyap dari langit.
“sebaiknya
aku kembali ke markas dan memberitahu yang lainnya”
Kurumi
melangkahkan kakinya. Keraguannya hilang sedikit demi sedikit ketika mengingat
pria yang dia cintai.
***
Malam
itu pukul 9. Namun suasana jalanan di kota Tokyo masih ramai dengan orang-orang
yang berlalu lalang. Hanya beberapa toko saja yang sudah tutup. Dan di antara
ramainya suasana jalan pusat kota itu, terdapat hutan yang berada tak jauh dari
kota. Dan disana juga terdapat sebuah gedung tinggi yang tertutup oleh
pepohonan lebat. Lebih tepatnya sebuah perusahaan senjata swasta terbesar di
dunia, yaitu Otsutoki Corp.
“jadi
dia masih ada?”
“benar,
Otsutoki-sama”
“huh…”
Seorang
pria tampak sedang duduk di sofa besarnya. Raut wajahnya memperlihatkan
seringai antara senang dan kesal. Lebih tepatnya apa yang ingin didengarnya
ternyata tidak sesuai keinginannya.
“dia
memang pengganggu rencanaku, harus dilenyapkan secepat mungkin!”
“tapi…Otsutoki-sama…”
“RYUUCHI
OTSUTOKI! CEPAT MASUK!”
Pintu
yang berada tak jauh dari dekatnya terbuka, tampak seorang pria tinggi
berkacamata hitam masuk dengan sopan, namun disertai seringaian licik.
“Anda
memanggilku, Otsutoki-sama?”
Pria
itu berjalan dan membungkuk hormat pada orang yang tadi meneriaki namanya.
Tampak jelas dari wajah pria pemilik Otsutoki Corp. itu tampak kesal.
“kau
harus membunuh Fuji Mikazuki lagi, bagaimana pun caranya…”
“anak
itu?”
“begitu
kau membunuhnya, congkel kedua matanya, aku membutuhkan kedua matanya untuk
rencana besarku! Lakukan cara sekasar apapun untuk mendapatkannya!!”
“Anda
harus lebih tenang sedikit, Otsutoki-sama,
terburu-buru takkan menghasilkan apapun”
“apa
katamu?! Kau sekarang berani menolak perintahku hah?!”
Ryuuchi
melepas kacamatanya. Memperlihatkan sinar mata yang sama dengan pria yang
sedang berdebat dengannya itu. Bekas luka di wajahnya bergerak sedikit ketika dia
menyeringai.
“Otsutoki
Kagero-sama, tenang saja, kali ini
rencanaku takkan gagal”
“pegang
kata-katamu, Ryuuchi Otsutoki”
“wakatteimasu (dimengerti)”
***
LABORATORIUM KLAN ENOKI, 03.00 PM
“Fuji-kun…kasus kali ini…aku jadi ingat cerita
tentang klan Okoyoshi itu darimu, kalau saja aku mendengar dengan serius saat
itu…”
Kurumi
kembali menemui Fuji di lab. klan Enoki. Setiap hatinya resah dia pasti
mengunjungi partner kerjanya ini, dengan sejuta harapan pria yang diajaknya
bicara itu bisa merespon walau sedikit.
“Fuji-kun…”
“…”
Kriiingggg
Lamunan
Kurumi terhenti ketika ponselnya berdering, dia melihat tulisan di layar
ponselnya siapa yang mengganggu lamunannya. Ternyata partner kerjanya yang
lain, yaitu Takuya.
“Takuya,
ada apa?”
“ini gawat, Okoyoshi Kato baru saja
melarikan diri!”
“eeh?!!
Tunggu, aku akan kesana!”
Kurumi
langsung meninggalkan ruang rawat itu, tanpa mengetahui bahwa ada sepasang mata
yang mengawasi tak jauh dari sana.
“hm…ini
aneh…tumben pengamanannya melonggar, Fuji Mikazuki”
***
“daijoubu desuka? (baik baik saja?)
Hiroya? Hirose?”
“g-gomen nasai (maaf(formal)) Kurumi-senpai…”
“sudahlah,
yang penting kalian tidak apa-apa”
Kurumi
membantu memasangkan beberapa plester pada wajah kedua juniornya. Okoyoshi
Kato, tersangka yang baru saja tertangkap tempo hari memukuli Hiroya dan Hirose
hingga akhirnya dia melarikan diri dari kantor Tokyo Police. Tampak beberapa
lebam dari wajah kedua pria kembar itu.
“tapi
bagaimana bisa dia melarikan diri?”Kurumi masih mengobati luka kedua juniornya
sambil sesekali melirik Takuya yang sedang memeriksa puluhan flashdisk di laptopnya.
“sepertinya
dia melakukan sesuatu hingga bisa berlari lebih cepat dari biasanya”ucap Takuya
tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya. Dia memang sedang mengamati
rekaman CCTV dari puluhan flashdisk yang ada dimejanya.
“ooh!
Sinyal ini! Ketemu juga, dia terlihat berlari di sekitar lampu merah, lihatlah
kecepatan yang seperti kilat ini!”
Takuya
menunjuk siluet putih yang sangat kecil di layar laptopnya. Kurumi men-scroll
mouse yang ada di dekatnya untuk men-zoom gambar siluet itu.
“klan
Okoyoshi itu benar-benar ya! Baiklah ayo kita segera bergerak!”
Kurumi
mengambil kunci motor yang ada dimejanya dan berlari duluan. Takuya yang hendak
mengikutinya terhenti ketika sebuah panggilan dari kakaknya muncul dari
ponselnya.
“moshi moshi(halo) Ni-chan?nandesuka?(ada apa?)”
“Takuya…ini…gawat…”
“N-Ni-chan?”
***
“bagus
sekali, Okoyoshi Kato”
“aku
tidak pernah mau melakukan ini, Ryuuchi-sama!”
“kau
sudah sepakat dengan Otsutoki Corp, Yuuki Towaki sudah sepantasnya kau bunuh!”
Kato
menundukkan kepalanya sedikit, tidak berani menatap pria yang meneriakinya itu.
“bagaimana
pun dia sahabatku! Aku…aku harusnya…”
“kau
mau menghidupkannya lagi? Percuma saja karena kau sudah terikat dengan
perjanjian kami. Bukankah ini demi klanmu juga huh?”
Suasana
yang gelap di sebuah pabrik tua itu semakin dingin dengan angin yang masuk
melalui celah-celah atap yang berlubang-lubang. Kato menggigit bibirnya.
“a-apa
yang harus aku lakukan sekarang?”
Ryuuchi
melemparkan pistol ke hadapan Kato. “ancam opsir Tokyo Police untuk tidak
meneruskan kasus pembunuhan klan Yuuki dengan anak itu!”
Ryuuchi
menunjuk ke belakang, terlihat samar-samar dari kegelapan tempat itu seorang
pria duduk diatas kursi kayu tua dengan tangan terikat dan wajah pucat.
“t-tidak
mungkin! K-kenapa Fuji-sama harus kau
bawa juga?! Dia tak ada hubungannya dengan apa yang kulakukan ini kan?!”
“tentu
saja ada, dia paling dekat dengan keluargamu kan? Kalau kau tidak mau
melakukannya, aku tidak bisa menjamin keselamatan istrimu?”
“iie!! (tidak!!) tolong jangan sentuh dia seujung jari pun!”
“bagus,
lakukan dengan baik, Okoyoshi Kato”
Ryuuchi
menghilang dalam kabut. Kato mengambil pistol yang ada dihadapannya dengan
gemetaran. Dia melihat pria yang duduk didepannya dengan khawatir.
“F-Fuji-sama…”
***
“a-aku
baru saja keluar beberapa jam yang lalu…”
“Ni-chan ada apa ini?! Kenapa Fuji bisa
menghilang? Kemana pasukan samurai kita?!”
Takagi
tak menjawab, hanya sorot penyesalan yang tergambar di wajahnya.
“b-bagaimana
bisa aku tidak menyadari…kalau Fuji-kun…?”
“NI-CHAN!!”
“TAKUYA
SUDAHLAH! KITA AKAN SEGERA MELACAK DIMANA FUJI BERADA! TENANG SEDIKIT!”
Sebuah
insiden terjadi di lab.Enoki. tanpa jejak yang tertinggal sedikit pun, Fuji menghilang
dari tempatnya berbaring. Tentu saja ini membuat semuanya terkejut dan khawatir.
“bagaimana
aku bisa tenang…dasar Ni-chan payah…”Takuya
mengepalkan tangannya. Tubuhnya sedikit gemetar.
“anak
itu selalu saja buat aku khawatir…bagaimana jika terjadi sesuatu?! Apalagi keadaannya
sedang seperti itu! Orang macam apa sih yang membawa anak itu pergi?!
Menyebalkan…”
“T-Takuya…”
Kurumi
menepuk bahu Takuya yang gemetar. Tentu saja pria berambut biru itu yang lebih
khawatir bila terjadi sesuatu pada Fuji. Mereka sudah berteman lebih lama
dibandingkan dengan Kurumi.
“minna!(semuanya!) ada video aneh yang
masuk ke data kepolisian kita!”
Tampak
Hiroya menyembulkan kepalanya di pintu masuk. Dia memang kebetulan ikut bersama
Kurumi dan Takuya ke laboratorium Enoki, sekalian menyembuhkan beberapa
lukanya.
“video
apa maksudmu?”
“lihatlah
ini! Aku baru saja memecahkan passwordnya!”
Hiroya
membiarkan jarinya menari di atas huruf-huruf di keyboard laptopnya. Kurumi dan
Takuya memperhatikannya dengan seksama, tak lama kemudian terlihat jelas di
layar laptop itu tulisan ‘unlock password success’.
“a-apa
ini?!”
“kenapa
dia bisa…?!”
“heeii opsir opsir Tokyo Police!
Mencariku kemana-mana kan?hahaha!”
“Okoyoshi
Kato!!”
“hei!
Dimana kau sekarang hah?!”
Isi
video aneh yang ditemukan Hiroya ternyata berisi video rekaman, dengan
terpampang jelas tersangka pembunuhan yang belum lama melarikan diri,Okoyoshi
Kato dengan seringaian liciknya.
“apa
yang kau inginkan hah?! Cepat beritahu dimana kau sekarang!”geram Kurumi
mengepalkan tangannya.
Dalam
video itu Okoyoshi Kato memperlihatkan sebuah pistol di tangan kanannya, dia
mengarahkannya kea rah kiri tubuhnya, samar-samar terlihat jelas siapa yang
diancamnya.
“F-Fuji-kun?!!”
“kalian lihat? Fuji Mikazuki ada
ditanganku sekarang, jika kalian tak ingin dia mati, segera tutup kasusku dan
klan Yuuki sekarang juga! Jika
tidak…jangan harap dia akan kembali dengan bernapas!”
Video
itu seketika terputus. Takuya mengepalkan kedua tangannya geram. Begitu juga
dengan Kurumi.
“j-jadi
yang menculik Fuji-senpai itu
tersangka Okoyoshi Kato? T-tapi kenapa?”Hiroya menggaruk belakang kepalanya
yang tidak gatal.
“Kasus
ini semakin lama semakin aneh saja!”
“tentu
saja Fuji itu…dia sangat dekat dengan Okoyoshi Kato…bahkan Kato sampai
memanggil Fuji dengan sebutan ‘Fuji-sama’
segala…tapi kenapa?! Ini sama sekali tidak mungkin!”Takuya bergumam sendiri,
Kurumi menepuk bahu Takuya.
“ayo,
segera lacak dimana dia berada, Takuya!”
Takuya
memandang Kurumi lurus, dia tersenyum kecil. “ya…kita harus menangkap Okoyoshi
Kato dan menolong Fuji, ikouu!(ayo
pergi!)”
Praakkk
Sementara
itu Okoyoshi Kato yang baru saja menyelesaikan ‘akting’nya memandang ke arah
pria yang terduduk di kursi sampingnya dengan takut.
“F-Fuji-sama…? D-daijoubu…?”
Kato
mendekati sosok Fuji yang tidak bergerak
sama sekali. Dia menyentuh tangan Fuji yang terikat tali. “t-tidak mungkin!
Fuji-sama! Anda tidak boleh mati! O-onegai shimasu!!(kumohon!!)”Kato
merasakan jemari Fuji sedingin es. Gurat wajahnya semakin ketakutan.
“F-Fuji-sama! Onegai shimasu!”
“kau
tidak usah menyentuh dia kan?”
Tiba-tiba
Ryuuchi Otsutoki muncul begitu saja dihadapan Kato. Kali ini dia menutupi
wajahnya dengan masker hitam.
“kau
sudah menyelesaikan tugasmu bukan?”
“F-Fuji-sama tidak bernapas! Mana mungkin aku
diam saja! Dia orang yang sangat kuhormati dibandingkan kalian klan Otsutoki!!”
BUUGHHHH
“cih…”Ryuuchi
menendang tubuh Kato hingga tersungkur
“kau…”
“beraninya
kau membandingkan klanku dengan klan busuk itu, apa kau lupa seberapa besar
jasa kami membantu keuangan klanmu dan klan Yuuki hah? Kalian akan musnah jika
kami tak ada!”geram Ryuuchi dengan sorot mata tajamnya.
“itu
tidak ada bandingannya dengan jasa Fuji-sama
pada kami! Dia sangat membantu kami membangun rasa kekeluargaan dan hubungan
persahabatan!”
“sudah
cukup! Aku tidak mau dengar apapun lagi! Begitu mereka berhasil mengetahui tempat
ini, bereskan mereka!”
Ryuuchi
kembali menghilang dalam kabut, Kato memandang lagi kea rah pria yang dia
panggil ‘tuan Fuji’itu.
“F-Fuji-sama…bertahanlah!”
***
“jadi dia ada di pabrik tua ini?”
“ya…”
“kau yakin kita tak perlu memanggil
bantuan?”
“kita berdua saja cukup, aku akan
masuk duluan, kau masuklah setelah kuberi tanda”
“wakatta”
Takuya
membuka pintu sebuah pabrik tekstil tua yang dia yakini disitulah tempat
Okoyoshi Kato ketika mengirimkan video ancaman tadi.
“nomor
barcode yang terekam di video itu sudah kupastikan, baiklah Okoyoshi Kato, doko desuka?!(kau dimana?!)”
Takuya
melangkahkan kakinya perlahan-lahan. Dia memegang sebuah pistol di tangannya
untuk berjaga-jaga.
“ini
aneh, kurasa tak ada tanda-tanda ada orang disini”
Takuya
membuka sebuah pintu yang engselnya sudah rusak. Dia mempercepat
langkahnya begitu melihat sesuatu
didalam pintu itu.
“Fuji!
Kaukah itu?!”
Tampak
seorang pria dalam kegelapan ruangan itu melaju ke arahnya. Dengan tatapan
tajamnya.
“O-Okoyoshi
Kato! Apa yang telah kau lakukan pada Fuji hah?!”
“kau
sudah menutup kasus pembunuhan itu kan?”
“mana
mungkin kulakukan hal bodoh begitu! Motto kami adalah menyelesaikan segalanya
sampai akhir!”
Kato
mengangkat tangan kirinya, ia mengacungkan pistol ke sebelah kirinya.
“KALAU
BEGITU KAU INGIN DIA MATI?! KAU TIDAK PEDULI KALAU FUJI MIKAZUKI MATI?!”
Kato
mengacungkan pistol itu tepat ke kepala pria yang duduk didekatnya. Jari
telunjuknya telah siap-siap menarik pelatuk di pistolnya.
“menyerah
saja Okoyoshi Kato! Untuk apa juga kau menculik Fuji dan menyandranya?! Kau
takkan mendapatkan keuntungan apapun jika membunuhnya!”teriak Takuya geram
melihat pistol yang dipegang Kato.
“aku…”
Takuya
memperhatikan tubuh Kato. Bahu dan tangannya terlihat gemetaran. Pria itu juga
menundukkan wajahnya.
“jatuhkan
pistolmu Kato-san, aku tahu kau bukan
pembunuh, kau punya alasan membunuh Yuuki Towaki kan?”nada bicara Takuya
sedikit menurun melihat sikap Kato yang tiba-tiba berubah.
Prakkk
Kato
menjatuhkan pistol yang dipegangnya. Gurat wajahnya berubah drastis menjadi
gurat wajah khawatir dan ketakutan.
“Kato-san?”
“aku!!
Aku tidak mungkin membunuh Towaki! Ini…ini kesalahan besar karena klan
Otsutoki!!”
DEGG
“klan
apa katamu?!”
DHOOORRRR!!
Tiba-tiba
darah segar keluar dari mulut Kato, perlahan tubuhnya jatuh ke tanah. Noda
darah terlihat tepat di bagian punggung kanannya.
“s-suara
tembakan pistol? Apa yang terjadi disana sebenarnya?”sementara itu Kurumi masih
menunggu di luar bangunan pabrik menunggu sinyal dari Takuya.
“jangan
sampai terjadi apapun Takuya!”
“K-Kato-san!! Heii siapa yang menembak hah?!
Keluar saja!!”Takuya menghampiri tubuh Kato yang lemas tak berdaya karena timah
panas yang berhasil menembus punggungnya.
“hei
bertahanlah!!”
“OKOYOSHI
KATO PENGKHIANAT!”
Leher
Takuya menegak begitu mendengar suara teriakan misterius didekatnya. Kepalanya
bergerak ke kanan dan kiri mencari-cari dimana suara itu berasal.
Dan
ia melihatnya. Sorot mata tajam tak jauh dari tempat Fuji duduk dan diikat.
“sorot…mata
itu…k-kau…”
“Takuya!”
Kurumi
tiba di tempat itu karena tak bisa menunggu lebih lama lagi sinyal dari Takuya.
Dan dia langsung terkejut begitu melihat sosok pria tegap berdiri dihadapannya.
“sudah
lama tak bertemu ya, Kurumi Shirayuki, dan Takuya Enoki”
“KAUUU!!”dengan
sembrono Takuya mengacungkan pistolnya dan melepaskan timah panasnya dengan
cepat…
DHOORRR!!
“heh…percuma
saja tahu”
Sayangnya
peluru yang ditembakkan Takuya tidak mengenai pria itu. Di sekeliling pria itu
terlihat sekat transparan yang membuat peluru yang ditembakkan Takuya melayang
diudara hingga akhirnya jatuh sia-sia.
“segel
itu!”
“percuma
saja menyerangku dengan cara apapun. Sekat ini takkan bisa tertembus sekalipun
itu peluru”
“RYUUCHI
OTSUTOKI!! UNTUK APA KAU MENYANDRA FUJI SEGALA!? APA HUBUNGANMU DENGAN OKOYOSHI
KATO DAN YUUKI TOWAKI HAH?!”
Ryuuchi
tidak menjawab. Dia memandang remeh pada Takuya juga Kurumi.
“apa
yang kurencanakan sudah terlanjur gagal. Lagipula pria brengsek itu sudah
mengkhianatiku. Bawa saja kembali kedua mayat itu!”
“heii!!”
Ryuuchi
kembali menghilang dalam kabut. Takuya menggeretakkan giginya geram,
mengepalkan tangannya sekuat tenaga.
“Ryuuchi
Otsutoki…aku pasti akan menangkapmu…pasti!!”
“Fuji-kun!! Bertahanlah!!”
Takuya
langsung berlari kea rah Kurumi yang tengah melepas tali ditangan Fuji.
“t-tangannya…”
“hei
bertahanlah! Dia belum mati!”
Takuya
mengeluarkan energy penyembuh dari kedua telapak tangannya. Ditempatkannya
kedua telapak tangannya di dada Fuji. Namun Takuya tak merasakan detak jantung
sama sekali.
“bangun!
Jangan tidur ditempat seperti ini tahu!”
Takuya
mengeluarkan seluruh kekuatan yang dia bisa. Menyalurkan energy penyembuh
andalan klannya untuk membuat tubuh Fuji kembali hangat. Kurumi hanya bisa
menggenggam erat tangan Fuji.
“F-Fuji-kun…aku mohon bertahanlah…!”
………….
DEGG
“perasaan ini…”
“Fuji-chan! Kau masih disini juga?”
“s-suara ini?”
……………
Degg
Degg
Degg
“suara
jantungnya kembali…”
“Takuya?”
“ayo,
kita segera kembali ke lab! telpon bantuan untuk membawa Okoyoshi Kato!”
Dengan
terburu-buru Takuya mengangkat tubuh Fuji ke punggungnya. Memeganginya erat dan
menjaga keseimbangannya.
“tunggulah
Fuji! Kau takkan mati! Bertahanlah!”
Antara
hidup dan mati…
berikan komentar nya ya supaya aku bisa tetap semangat menulis^^
arigatou gozaimasu ^^
Why..Terputus d situ, pnasaran weh
BalasHapusLN nya bagus. bacanya baru sekarang,,, hehe. krna baru tau
Whoa ada yang komen *.* nanti aku update lanjutannya ya :)
HapusGa dibikin pdf?
Hapus